RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
|
:
|
MGMP Bahasa Indonesia
|
Mata
Pelajaran
|
:
|
Bahasa
Indonesia
|
Kelas/Semester
|
:
|
IX/1
|
Standar
Kompetensi
|
:
|
1.
Memahami dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran
radio
|
Kopetensi
Dasar
|
:
|
Mendengarkan
1.2 Mengomentari
pendapat nara sumber dalam dialog interaktif
pada tayangan televisi/siaran radio
|
Alokasi
Waktu
|
:
|
4 x 40 menit ( 2 pertemuan)
|
A.
Indikator
1. Mampu mendata pendapat
tiap-tiap narasumber;
2.
Mampu
mengomentari pendapat
narasumber dengan alasan yang
meyakinkan
3.
Mampu membuat pertanyaan sesuai dengan isi dialog
4.
Mampu memjawab pertanyaan tentang isi dialog
Karakter peserta didik yang
diharapkan : disiplin, toleransi, tanggung jawab, mandiri
B.
Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Peserta
didik mampu mendata pendapat tiap-tiap nara sumber;
2. Peserta
didik mampu mengomentari
pendapat narasumber dengan
alasan yang meyakinkan
Pertemuan Kedua
3. Peserta
didik mampu membuat pertanyaan sesuai dengan isi dialog
4. Peserta
didik mampu menjawab pertanyaan tentang isi dialog
C.
Materi
Pembelajaran
a. Mendengarkan wawancara:
b. Mendata pendapat narasumber
c. Menyatakan informasi tersirat
dalam dialog interaktif
Pendapat narasumber dalam dialog ada kalanya
berupa informasi tersirat. Informasi tersirat adalah informasi yang tersembunyi
atau informasi yang tidak dikemukakan secara langsung. Berbeda dengan informasi
yang dikemukakan secara tersurat (eksplisit), informasi tersirat (implisit)
dapat diperoleh oleh pendengar atau pemirsa dengan menganalisis informasi
tersurat.
d. Cara mengomentari pendapat
narasumber.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan komentar terhadap
narasumber sebagai berikut.
1.
Pendapat narasumber yang akan dikomentari harus
betul-betul dipahami.
2.
Komentar merupakan opini. Artinya, komentar yang
disampaikan bersifat subjektif, tidak memaksa orang lain untuk memberikan
komentar yang sama.
3.
Argumen yang disampaikan logis. Artinya, komentar
harus didasari alasan yang dapat dicerna akal.
4. Komentar bukan karena suka atau tidak suka. Artinya komentar yang
diberikan bukan sekadar “asal tidak sependapat." Begitu pula bukan karena
adanya permasalahan pribadi dengan narasumber.
5.
Berikan komentar dengan menggunakan bahasa yang
lugas dan santun!
D.
Metode
Pembelajaran
a. Pemodelan
b. Penugasan
c. Diskusi
d. Tanya jawab
E.
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
Pertama
a.
Kegiatan Awal (10
menit) (disiplin)
1) Guru menyiapkan peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan: 1) mampu mendata pendapat tiap-tiap nara sumber;
(2) mampu mengomentari pendapat nara sumber.
3)
Guru menyampaikan rencana
kegiatan
Dalam
kegiatan ini kamu akan melakukan aktivitas berikut: (1) mendengarkan dialog
interaktif, (2) mencatat pendapat narasumber, (3) mengomentari isi dialog yang
kamu dengarkan, dan
b.
Kegiatan Inti
Eksplorasi (5 menit)(Tanggung
jawab)
Guru menyampaikan apersepsi (persepsi awal materi,mengajukan pertanyaan
yang mengaitkan pengalaman peserta didik, dan memberikan motivasi)
Guru meminta salah satu peserta
didik untuk mengemukakan pendapatnya tentang kejadian aktual di sekolah. Peserta
didik lain disuruh memberi komentar apakah mereka setuju atau tidak dengan
pendapat teman yang mengemukakan pendapat tadi disertai alasan.
Guru menghubungkan kegiatan
tersebut dengan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi komentar terhadap
pendapat seseorang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan komentar
terhadap pendapat orang lain sebagai berikut.
1. Komentar merupakan opini.
Artinya, komentar yang disampaikan bersifat subjektif, tidak memaksa orang lain
untuk memberikan komentar yang sama.
2. Argumen yang disampaikan
logis. Artinya, komentar harus didasari alasan yang dapat dicerna akal.
3. Komentar bukan karena suka
atau tidak suka. Artinya komentar yang diberikan bukan sekadar “asal tidak
sependapat." Begitu pula bukan karena adanya permasalahan pribadi dengan
narasumber.
Nah, dalam kehidupan sehari-hari
kita selalu dekat dengan pendapat orang lain. Ketika mendengarkan dan memahami
dialog beberapa narasumber di televisi, sebaiknya kalian sejenak meluangkan
waktu dan mempersiapkan konsentrasi yang cukup. Hal ini dikarenakan sifat
dialog di televisi adalah sekali tayang. Bersamaan kalian mendengarkan, jangan
lupa untuk mencatat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber. Dengan
demikian, pada saat dialog berakhir kalian dapat menyimpulkan berbagai pendapat
yang disampaikan oleh narasumber. Selain itu, kalian juga dapat memberikan
komentar terhadap pendapat masing-masing narasumber.
Elaborasi (40 menit) (toleransi, tanggung jawab)
1) Peserta didik berkelompok 3-4 orang
2) Peserta didik diberi LK (LEMBAR KERJA 1.2.1) berlatih memahami pendapat yang logis dan memberi komentar
3) Peserta didik dan guru membahas hasil latihan peserta
didik mengerjakan LK ( LEMBAR KERJA 1.2.1)
4) Peserta didik diberi LK (LEMBAR KERJA 1.2.2)
5)
Peserta didik mendengarkan
dialog interaktif;
Persiapkanlah konsentrasi kalian
untuk menyimak dialog yang akan
diperankan oleh teman-teman kalian berikut ini! Pada saat dialog diperankan di
depan kelas, kalian tidak perlu membaca teksnya. Kalian cukup
mendengarkan saja materi yang dibicarakan.
Sastra Berkembang Pesat, tetapi Kurang Diapresiasi
X : Bagaimanakah perkembangan Sastra Indonesia sekarang, Pak?
Y : Sastra
Indonesia sebenarnya berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang
diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
Z : Hal
ini terjadi karena dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak
pemanipulasian fakta dan data, dan seolah-olah terpusat di Jakarta serta
kota-kota besar lainnya.
X : Maksud, Bapak?
Z : Selama ini yang dimaksud sastra Indonesia adalah yang ada di
Jakarta dan di kota-kota besar. Apalagi kebudayaan Indonesia didefinisikan
sebagai puncakpuncak kebudayaan daerah. Dengan ini, tentu saja yang bukan
puncak menjadi bukan sastra Indonesia. Ini sangat menyesatkan.
X : Jadi, sebenarnya apa yang ingin Bapak wujudkan dalam perkembangan
sastra ini?
Z : Sastra justru sesungguhnya dapat memahami kebudayaan daerah. Sastra
menjadi ekspresi kultural, menjadi presentasi semangat etnis. Jika anak didik
diberikan pelajaran sejarah sastra
Indonesia yang benar dan apresiasi yang beragam, maka sastra dapat menjadi alat
untuk demokratisasi, belajar demokrasi Anak didik diizinkan berbeda pendapat,
saling berargumen. Untuk kepentingan apresiasi, anak didik harus tahu sastrawan
dengan pencapaian- pencapaiannya, sehingga mereka akhirnya bebas memilih karya
siapa yang mereka sukai. Ini menjadi penting dan mudah-mudahan menjadi harapan
membangun Indonesia yang lebih baik.
X : Seberapa pentingnya apresiasi sastra di kalangan anak didik, Pak?
Y : Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik. Namun,
dalam apresiasi, jangan hanya karya yang mudah dicerna, tetapi juga karya-karya
yang sulit. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru, tidak
hanya paradigma Chairil Anwar dan Amir Hamzah.
X : Bagaimana caranya, Pak?
Y : Jika merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan sastra Indonesia,
para sastrawan yang masuk ke sekolah-sekolah jangan hanya memperkenalkan
karyanya sendiri atau kelompoknya, tetapi juga karya sastrawan lain, yang tidak
punya kesempatan diundang.
X : Lalu, apakah semua sastrawan dapat diterima oleh sejarah Indonesia,
Pak?
Y : Adapun untuk masuk dan disebut-sebut dalam sejarah Indonesia, jelas
tidak mungkin semua sastrawan masuk di dalamnya. Harus ada kelas-kelasnya, dan
jelas pencapaiannya atau prestasi karya sastranya, seperti pencapaian baru
dalam pengucapan. Juga pencapaian dalam bentuk penerimaan oleh pembaca. Sastra
itu juga sejarah, ada pencapaianpencapaian kemanusiaan.
(Sumber: Kompas, 16 Januari 2008, dengan pengubahan)
6)
Peserta didik mengerjakan Lk (LEMBAR KERJA 1.2.2)
c.
Konfirmasi (15 menit) (toleransi, tanggung jawab)
1) Kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok. Minimal 2 kelompok menyampaiakan hasil
kerja kelompok untuk pembanding.
2) Kelompok lain yang tidak menyampaikan
hasil kerja kelompok menanggapi presentasi temannya.
3) Diskusi kelas menyimpulkan tukar
pendapat.
d.
Refleksi (10 menit) (bertanggung jawab,
mandiri)
1) Merujuk kembali ke tujuan dan hasil belajar, bertanya kepada para peserta didik apakah tujuan-tujuan ini sudah bisa tercapai.
2) Tanyakan kepada para peserta
didik “Apakah
mereka sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?”
a) Apa peserta didik dapat mendata pendapat narasumber?
b) Apakah peserta didik dapat menjelaskan yang dimaksud pendapat?
pendapat n
1 pikiran; anggapan; 2 buah pemikiran atau perkiraan (tt suatu hal, spt orang,
peristiwa); 3 ark
orang yg mulamula
mendapatkan (sesuatu yg tadinya belum ada atau belum diketahui): Nurtanio adalah ~ pesawat terbang jenis Gelatik; 4 kesimpulan (sesudah mempertimbangkan, menyelidiki, dsb);
c) Apakah peserta didik dapat menjelaskan yang dimaksud
pendapat yang logis?
logis
a masuk akal; dapat diterima oleh akal: caranya
menjawab pertanyaanpertanyaan letu sangat --
3) Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menuliskan hasil
belajar dari sesi ini ke dalam buku jurnal.
Tugas Terstruktur
|
1.
Tuliskan 5 pertanyaan
yang jawabannya ada dalam dialog!
2.
Jika kamu menjadi
reporter tuliskan 5 pertanyaan berkaitan dengan tema di atas!
|
Pertemuan
Kedua
a.
Pendahuluan (10
menit) (disiplin)
1) Berdoa, salam, mendata kehadiran peserta didik, dan memotivasi/ menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
2) Guru menyampaikan apersepsi
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan: 1) mampu membuat pertanyaan sesuai dengan isi
dialog, dan 2) mampu menjawab pertanyaan tentang isi dialog
4)
Guru menyampaikan rencana
kegiatan
Dalam kegiatan ini kamu akan melakukan aktivitas berikut:
(1) mendengarkan dialog interaktif, (2) membuat pertanyaan sesuai dengan isi dialog, dan (3) menjawab pertanyaan
tentang isi dialog
b.
Kegiatan Inti
Eksplorasi (5 menit) (tanggung jawab)
Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengalaman peserta didik dan pertemuan pertama)
Elaborasi (40 menit) (tanggung jawab)
1)
Peserta didik dan guru mengulas ulang hasil diskusi pada pertemuan
pertama tentang mengidentifikasi pendapat narasumber;
2) Peserta didik
disuruh
memilih salah satu pendapat narasumber untuk diberitanggapan
3) Peserta
didik menuliskan
tanggapan salah satu pendapat narasumber yang telah dipilih
Konfirmasi (20 menit) (toleransi)
1)
Peserta didik duduk dalam posisi segiempat atau U
2) Salah satu peserta
didik menyampaikan tanggapan atas pendapat narasumber
3) Peserta
didik lain menanggapi tanggapan temannya (setuju/tidak setuju/atau berpendapat
lain disertai dengan alasan
4) Guru
mengobservasi kegiatan peserta didik untuk menilai kemampuan peserta didik
menanggapi pendapat
c.
Refleksi (5 menit) (bertanggung jawab,
mandiri)
1) Merujuk kembali ke tujuan dan hasil belajar, bertanya kepada para peserta didik apakah tujuan-tujuan ini sudah bisa tercapai.
2) Tanyakan kepada para peserta
didik “Apakah
mereka sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?”
a)
Apa peserta didik dapat memberi
tanggapan atas pendapat narasumber
disertai dengan alasan?
3)
Memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menuliskan hasil belajar dari sesi ini ke dalam buku jurnal.
1.
Ceklah pertanyaan yang kamu buat pada tugas terstruktur pertemuan
pertama adakah jawabannya! Jika ada tuliskan jawabannyannya!
2.
Jika kamu menjadi reporter tuliskan 5 pertanyaan berkaitan dengan tema
di atas!
|
Tugas Terstruktur
|
F.
Sumber belajar
a. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa
b. Sarwiji Suwandi dan Sutarmo.
2008. Bahasa Indonesia 3: Bahasa
kebanggaanku untuk SMP/MTs kelas IX Cet.1. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Asep Yudha Wirajaya, Sudarmawarti; editor Siti Aminah. 2008. Berbahasa
dan bersastra Indonesia 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Atikah Anindyarini, Yuwono, Suhartanto; editor Retno Utami, Widya
Ristanti. 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
e. Dwi Hariningsih, Bambang Wisnu, Septi Lestari. 2008. Membuka Jendela
Ilmu Pengetahuan Dengan Bahasa Dan Sastra Indonesia 2: SMP/Mts Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
f. Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa
dan Sastra Indonesia 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
g. Nas Haryati, …[et. al. 2008. Contextual Teaching and Learning Bahasa
Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
h. Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP
Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
i. Teks wawancara
G.
Penilaian (Proses dan harian)
a. Teknik : tes tertulis
b. Bentuk instrumen : tes uraian
c. Soal/Instrumen :
..
1.
Penilaian Proses
No
|
Nama
Peserta didik
|
Aspek
yang dinilai
|
Jumlah
skor
|
Nilai
|
||
Kerja
sam
|
Keterampilan bertanya
|
Keterampilan
menanggapi
|
||||
Skor:
3 : sangat baik
2 : baik
1 : kurang baik
Nilai : Jumlah skor X 100
Skor maksimal
2.
Ulangan harian
Perhatikan dialog berikut ini!
Sastra Berkembang Pesat, tetapi Kurang Diapresiasi
X : Bagaimanakah perkembangan
Sastra Indonesia sekarang, Pak?
Y : Sastra Indonesia sebenarnya berkembang pesat dan cukup menarik,
tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
Z : Hal ini terjadi karena dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia
selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seolah-olah terpusat di
Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
X : Maksud, Bapak?
Z : Selama ini yang dimaksud sastra Indonesia adalah yang ada di
Jakarta dan di kota-kota besar. Apalagi kebudayaan Indonesia didefinisikan
sebagai puncakpuncak kebudayaan daerah. Dengan ini, tentu saja yang bukan
puncak menjadi bukan sastra Indonesia. Ini sangat menyesatkan.
X : Jadi, sebenarnya apa yang ingin Bapak wujudkan dalam perkembangan
sastra ini?
Z : Sastra justru sesungguhnya dapat memahami kebudayaan daerah. Sastra
menjadi ekspresi kultural, menjadi presentasi semangat etnis. Jika anak didik
diberikan pelajaran sejarah sastra Indonesia yang benar dan apresiasi yang
beragam, maka sastra dapat menjadi alat untuk demokratisasi, belajar demokrasi
Anak didik diizinkan berbeda pendapat, saling berargumen. Untuk kepentingan
apresiasi, anak didik harus tahu sastrawan dengan pencapaian- pencapaiannya,
sehingga mereka akhirnya bebas memilih karya siapa yang mereka sukai. Ini
menjadi penting dan mudah-mudahan menjadi harapan membangun Indonesia yang
lebih baik.
X : Seberapa pentingnya apresiasi sastra di kalangan anak didik, Pak?
Y : Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik. Namun,
dalam apresiasi, jangan hanya karya yang mudah dicerna, tetapi juga karya-karya
yang sulit. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru, tidak
hanya paradigma Chairil Anwar dan Amir Hamzah.
X : Bagaimana caranya, Pak?
Y : Jika merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan sastra Indonesia,
para sastrawan yang masuk ke sekolah-sekolah jangan hanya memperkenalkan
karyanya sendiri atau kelompoknya, tetapi juga karya sastrawan lain, yang tidak
punya kesempatan diundang.
X : Lalu, apakah semua sastrawan dapat diterima oleh sejarah Indonesia,
Pak?
Y : Adapun untuk masuk dan disebut-sebut dalam sejarah Indonesia, jelas
tidak mungkin semua sastrawan masuk di dalamnya. Harus ada kelas-kelasnya, dan
jelas pencapaiannya atau prestasi karya sastranya, seperti pencapaian baru
dalam pengucapan. Juga pencapaian dalam bentuk penerimaan oleh pembaca. Sastra
itu juga sejarah, ada pencapaianpencapaian kemanusiaan.
(Sumber: Kompas, 16 Januari 2008, dengan pengubahan)
1.
Datalah pokok-pokok pertanyaan pewawancara!
2.
Datalah pokok-pokok pendapat narasumber!
3.
Berilah komentar atas pendapat narasumber!
4.
Buatlah 3 pertanyaan sesuai dengan dialog!
5.
Dengarkan dialog berikut!
Berikut mari kita ikuti bersama dialog dengan para narasumber
mengenai alasan orang menghindari olahraga dan tips mengatasinya.
Reporter : Di studio kini telah hadir dua orang
narasumber yang membidangi olahraga. Mereka adalah Bapak Imam Sarjono dan
Bapak Anton Syafei. Pertama saya ingin mengetahui pendapat dari Bapak Imam,
menurut pendapat Bapak, apa penyebab orang malas berolahraga?
Imam
Sarjono : Orang suka malas
berolahraga karena merasa terlalu tua. Sebenarnya hal ini bukan merupakan
alasan. Anda bisa mencari tempat atau klub kebugaran yang membuka kelas
seusia Anda.
Reporter : Pak Imam tadi mengatakan bahwa alasan orang
malas berolahraga adalah karena terlalu tua. Bagaimana menurut Pak Anton,
adakah alasan lain yang mengakibatkan orang malas berolahraga?
Anton :
Orang yang merasa terlalu gemuk biasanya juga malas berolahraga.
Reporter : Nah,
kalau begitu bagaimana cara mengatasinya?
Anton : Tak perlu canggung atau malu. Umumnya,
orang memang merasa malu untuk memulai berolahraga padahal orang lain
justru menghargai sebagai individu yang berkomitmen dalam menjaga kesehatan
tubuh. Lagi pula, jika Anda sudah kelebihan berat badan, sebetulnya Anda
justru harus rajin berolahraga. Aktivitas fisik sekecil apa pun pasti akan
membantu menurunkan berat badan. Jadi, mengapa tidak dari sekarang memulai
berolahraga?
Reporter : Baiklah, mulai sekarang jangan kita malas
berolahraga hanya karena merasa canggung atau malu. Kita juga sering
menjumpai di masyarakat, orang yang terlalu lemah dan terlalu lelah
biasanya juga malas berolahraga. Bagaimana menurut pendapat Anda untuk
mengatasinya?
Imam : Justru aktivitas fisik yang teratur akan
memberikan tambahan kekuatan dan energi. Kegiatan fisik yang teratur
sebenarnya akan memberikan Anda tambahan tenaga. Dengan melatih otot,
jantung, paru-paru, dan pembuluh darah, Anda akan mendapat tambahan tenaga
untuk mengatasi stres dan beban pekerjaan yang Anda hadapi sehari-hari.
Reporter : Bagaimana dengan orang sakit, haruskah ia berolahraga?
Imam : Bagi orang yang sakit, tidak disarankan
berolahraga karena kondisi tubuh tidak sehat. Namun begitu, jika Anda
merasa sehat, mulailah berolahraga karena akan membantu Anda mempertahankan
kondisi tubuh. Mulailah perlahan-lahan dan lakukan secara konsisten.
Reporter : Di kota-kota besar, seperti di Jakarta,
masyarakatnya biasa sibuk dengan pekerjaan sehari-hari. Maka, biasanya
tidak ada waktu untuk berolahraga. Bagaimana dengan kasus semacam ini?
Anton : Jika kita sibuk, tidak perlu waktu
berjam-jam untuk merasakan manfaat olahraga. Yang penting teratur dan
porsinya cukup. Seperti berjalan kaki selama tiga puluh menit setiap hari.
Reporter : Setelah kita mendengarkan dialog ini,
akhirnya kita dapat mengetahui cara mengatasi rasa malas untuk berolahraga.
Ternyata olahraga terbukti mampu meningkatkan dan mempertahankan suasana
hati. Jika Anda berhasil menyingkirkan penghalang yang menghambat Anda
untuk memulai olahraga, Anda pun akan merasa lebih optimis dan bahagia. Hal
ini dapat memberi manfaat bagi kesehatan Anda.
Sumber: Nova Nomor 828/XII, 11 Januari 2004 Olahraga dan
Kebugaran
|
Jawablah pertanyaan berikut ini
berdasarkan dialog yang kamu dengarkan!
1.
Dalam
dialog tersebut dihadiri ….
a.
1
narasumber
b. 2 narasumber
c.
3 narasumber
d. 4 narasumber
2.
Yang
mengemukakan bahwa penyebab orang malas berolahraga karena merasa sudah tua
adalah ….
a.
Reporter
b. Imam Sardjono
c.
Anton
Syafei
d. Imam sardjono dan Anton Syafei
3.
Orang yang merasa terlalu gemuk biasanya juga
malas berolahraga adalah pendapat …
a.
Reporter
b. Imam Sardjono
c.
Anton
Syafei
d. Imam sardjono dan Anton Syafei
4. Menurut Imam Sardojono orang
sakit disarankan ….
a.
Tidak
berolahraga
b. Berolahraga
c.
Berolahraga
ringan
d. Berolahraga di ruangan saja
5.
Menurut
Anton Syafei, bagi orang yang sibuk dapat melakukan olahraga ….
a.
Jalan
kaki selama 30 menit
b. Jalan cepat selama 30 menit
c.
Lari
pagi setiap hari
d. Pada malam hari
Kunci
Jawaban:
1.
a.
Bagaimana perkembangan sastra di Indonesia
b.
Seberapa penting apresiasi sastra bagi peserta didik.
c.
Bagaimana caranya mengenalkan apresiasi sastra kepada peserta didik.
2.
Pokok-pokok pendapat narasumber dalam dialog tersebut adalah berikut.
a. Sastra Indonesia sebenarnya berkembang pesat dan cukup menarik,
tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
b. Perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian
fakta dan data, dan seolah-olah terpusat di Jakarta serta kota-kota besar
lainnya.
c. Sastra sesungguhnya dapat memahami kebudayaan daerah. Sastra dapat
menjadi ekspresi kultural dan menjadi alat untuk belajar demokrasi.
d. Apresiasi sastra sangat
penting di kalangan anak didik.
e. Dalam sastra Indonesia perlu
diperkenalkan paradigma baru.
f. Sastra merupakan sejarah yang
ada pencapaian-pencapaian
3.
Bergantung jawaban peserta didik
4. Bergantung jawaban peserta didik
5. 1. b
2. b
3. c
4. a
5. a
Penskoran ulangan harian :
No. Indikator
|
Kriteria
|
Skor
|
1.2.1
|
Menyebutkan 6 pokok pendapat
narasumber
Menyebutkan 5 pokok pendapat
narasumber
Menyebutkan 4 pokok pendapat
narasumber
Menyebutkan 3 pokok pendapat
narasumber
Menyebutkan 2 pokok pendapat
narasumber
Menyebutkan 1 pokok pendapat narasumber
|
6
5
4
3
2
1
|
1.2.2
|
Tanggapan sesuai dialog, logis
Tanggapan cukup sesuai , cukup logis
Tanggapan tidak sesuai, tidak logis
|
6
4
2
|
1.2.3
|
Menyebutkan 3 pokok pertanyaan
Menyebutkan 2 pokok pertanyaan
Menyebutkan 1 pokok pertanyaan
|
3
2
1
|
1.2.3
|
Membuat 3 pertanyaan
Membuat 2 pertanyaan
Membuat 1 pertanyaan
|
3
2
1
|
1.2.4
|
@ skor 1
|
5
|
Tata tulis
|
Penggunaan huruf kapital dan
tanda baca tepat Penggunaan huruf
kapital dan tanda baca 1-2 kesalahan
Penggunaan huruf kapital dan
tanda baca 2 < kesalahan
|
3
2
1
|
Skor maksimal
|
26
|
Nilai ulangan harian = perolehan skor x 100
26
Nilai KD = Penilaian
proses + nilai ulangan harian
2
Mengetahui Tegowanu,
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran
.................................... ........................................