Minggu, 04 November 2012

KD 1.2 Mengomentari pendapat narasumber


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah
:
MGMP Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
:
IX/1
Standar Kompetensi
:
1.      Memahami dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran radio
Kopetensi Dasar
:
Mendengarkan
1.2    Mengomentari pendapat nara sumber dalam dialog   interaktif pada tayangan televisi/siaran radio
Alokasi Waktu
:
4   x 40 menit ( 2 pertemuan)
         
A.     Indikator
1.      Mampu mendata pendapat tiap-tiap narasumber;
2.      Mampu  mengomentari  pendapat narasumber   dengan alasan yang meyakinkan
3.      Mampu membuat pertanyaan sesuai dengan isi dialog
4.     Mampu memjawab pertanyaan tentang isi dialog

Karakter peserta didik yang diharapkan : disiplin, toleransi, tanggung jawab, mandiri

B.     Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.    Peserta didik mampu mendata pendapat tiap-tiap nara sumber;
2.   Peserta didik  mampu  mengomentari  pendapat narasumber   dengan alasan yang meyakinkan
Pertemuan Kedua
3.    Peserta didik mampu membuat pertanyaan sesuai dengan isi dialog
4.   Peserta didik mampu menjawab pertanyaan tentang isi dialog

C.    Materi Pembelajaran
a.      Mendengarkan wawancara:
b.     Mendata pendapat narasumber
c.      Menyatakan informasi tersirat dalam dialog interaktif
Pendapat narasumber dalam dialog ada kalanya berupa informasi tersirat. Informasi tersirat adalah informasi yang tersembunyi atau informasi yang tidak dikemukakan secara langsung. Berbeda dengan informasi yang dikemukakan secara tersurat (eksplisit), informasi tersirat (implisit) dapat diperoleh oleh pendengar atau pemirsa dengan menganalisis informasi tersurat.
d.     Cara mengomentari pendapat narasumber.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan komentar terhadap narasumber sebagai berikut.
1.       Pendapat narasumber yang akan dikomentari harus betul-betul dipahami.
2.      Komentar merupakan opini. Artinya, komentar yang disampaikan bersifat subjektif, tidak memaksa orang lain untuk memberikan komentar yang sama.
3.      Argumen yang disampaikan logis. Artinya, komentar harus didasari alasan yang dapat dicerna akal.
4.     Komentar bukan karena suka atau tidak suka. Artinya komentar yang diberikan bukan sekadar “asal tidak sependapat." Begitu pula bukan karena adanya permasalahan pribadi dengan narasumber.
5.      Berikan komentar dengan menggunakan bahasa yang lugas dan santun!

D.    Metode Pembelajaran
a.    Pemodelan
b.   Penugasan
c.    Diskusi
d.   Tanya jawab

E.     Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a.      Kegiatan Awal (10 menit) (disiplin)
1)     Guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
2)    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan: 1)  mampu mendata pendapat tiap-tiap nara sumber; (2) mampu mengomentari pendapat nara sumber.
3)     Guru menyampaikan rencana kegiatan
Dalam kegiatan ini kamu akan melakukan aktivitas berikut: (1) mendengarkan dialog interaktif, (2) mencatat pendapat narasumber, (3) mengomentari isi dialog yang kamu dengarkan, dan 

b.      Kegiatan Inti
Eksplorasi (5 menit)(Tanggung jawab)
Guru menyampaikan apersepsi (persepsi awal materi,mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengalaman peserta didik, dan memberikan motivasi)
Guru meminta salah satu peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya tentang kejadian aktual di sekolah. Peserta didik lain disuruh memberi komentar apakah mereka setuju atau tidak dengan pendapat teman yang mengemukakan pendapat tadi disertai alasan.
Guru menghubungkan kegiatan tersebut dengan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi komentar terhadap pendapat seseorang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan komentar terhadap pendapat orang lain sebagai berikut.
1. Komentar merupakan opini. Artinya, komentar yang disampaikan bersifat subjektif, tidak memaksa orang lain untuk memberikan komentar yang sama.
2. Argumen yang disampaikan logis. Artinya, komentar harus didasari alasan yang dapat dicerna akal.
3. Komentar bukan karena suka atau tidak suka. Artinya komentar yang diberikan bukan sekadar “asal tidak sependapat." Begitu pula bukan karena adanya permasalahan pribadi dengan narasumber.
Nah, dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dekat dengan pendapat orang lain. Ketika mendengarkan dan memahami dialog beberapa narasumber di televisi, sebaiknya kalian sejenak meluangkan waktu dan mempersiapkan konsentrasi yang cukup. Hal ini dikarenakan sifat dialog di televisi adalah sekali tayang. Bersamaan kalian mendengarkan, jangan lupa untuk mencatat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber. Dengan demikian, pada saat dialog berakhir kalian dapat menyimpulkan berbagai pendapat yang disampaikan oleh narasumber. Selain itu, kalian juga dapat memberikan komentar terhadap pendapat masing-masing narasumber.

Elaborasi (40 menit) (toleransi, tanggung jawab)
1)     Peserta didik berkelompok 3-4 orang
2)    Peserta didik diberi LK (LEMBAR KERJA 1.2.1) berlatih memahami pendapat yang logis dan memberi komentar
3)     Peserta didik dan guru membahas hasil latihan peserta didik mengerjakan LK ( LEMBAR KERJA 1.2.1)
4)    Peserta didik diberi LK (LEMBAR KERJA 1.2.2)
5)    Peserta didik mendengarkan dialog interaktif;
Persiapkanlah konsentrasi kalian untuk menyimak dialog yang akan diperankan oleh teman-teman kalian berikut ini! Pada saat dialog diperankan di depan kelas, kalian tidak perlu membaca teksnya. Kalian cukup mendengarkan saja materi yang dibicarakan.

Sastra Berkembang Pesat, tetapi Kurang Diapresiasi

X  :  Bagaimanakah perkembangan Sastra Indonesia sekarang, Pak?
Y : Sastra Indonesia sebenarnya berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
Z : Hal ini terjadi karena dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seolah-olah terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
X :  Maksud, Bapak?
Z : Selama ini yang dimaksud sastra Indonesia adalah yang ada di Jakarta dan di kota-kota besar. Apalagi kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai puncakpuncak kebudayaan daerah. Dengan ini, tentu saja yang bukan puncak menjadi bukan sastra Indonesia. Ini sangat menyesatkan.
X : Jadi, sebenarnya apa yang ingin Bapak wujudkan dalam perkembangan sastra ini?
Z : Sastra justru sesungguhnya dapat memahami kebudayaan daerah. Sastra menjadi ekspresi kultural, menjadi presentasi semangat etnis. Jika anak didik diberikan pelajaran  sejarah sastra Indonesia yang benar dan apresiasi yang beragam, maka sastra dapat menjadi alat untuk demokratisasi, belajar demokrasi Anak didik diizinkan berbeda pendapat, saling berargumen. Untuk kepentingan apresiasi, anak didik harus tahu sastrawan dengan pencapaian- pencapaiannya, sehingga mereka akhirnya bebas memilih karya siapa yang mereka sukai. Ini menjadi penting dan mudah-mudahan menjadi harapan membangun Indonesia yang lebih baik.
X : Seberapa pentingnya apresiasi sastra di kalangan anak didik, Pak?
Y : Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik. Namun, dalam apresiasi, jangan hanya karya yang mudah dicerna, tetapi juga karya-karya yang sulit. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru, tidak hanya paradigma Chairil Anwar dan Amir Hamzah.
X : Bagaimana caranya, Pak?
Y : Jika merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan sastra Indonesia, para sastrawan yang masuk ke sekolah-sekolah jangan hanya memperkenalkan karyanya sendiri atau kelompoknya, tetapi juga karya sastrawan lain, yang tidak punya kesempatan diundang.
X : Lalu, apakah semua sastrawan dapat diterima oleh sejarah Indonesia, Pak?
Y : Adapun untuk masuk dan disebut-sebut dalam sejarah Indonesia, jelas tidak mungkin semua sastrawan masuk di dalamnya. Harus ada kelas-kelasnya, dan jelas pencapaiannya atau prestasi karya sastranya, seperti pencapaian baru dalam pengucapan. Juga pencapaian dalam bentuk penerimaan oleh pembaca. Sastra itu juga sejarah, ada pencapaianpencapaian kemanusiaan.
       (Sumber: Kompas, 16 Januari 2008, dengan pengubahan)
6)    Peserta didik mengerjakan Lk (LEMBAR KERJA 1.2.2)

c.      Konfirmasi (15 menit) (toleransi, tanggung jawab)
1)   Kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok. Minimal 2 kelompok menyampaiakan hasil kerja kelompok untuk pembanding.
2)  Kelompok lain yang tidak menyampaikan hasil kerja kelompok menanggapi presentasi temannya.
3)   Diskusi kelas menyimpulkan tukar pendapat.
d.      Refleksi (10 menit) (bertanggung jawab, mandiri)
1)   Merujuk kembali ke tujuan dan hasil belajar, bertanya kepada para peserta didik apakah tujuan-tujuan ini sudah bisa tercapai.
2)  Tanyakan kepada para peserta didik Apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?”
a)  Apa peserta didik dapat mendata pendapat narasumber?
b)  Apakah peserta didik dapat menjelaskan yang dimaksud pendapat?
pendapat n 1 pikiran; anggapan; 2 buah pemikiran atau perkiraan (tt suatu hal, spt orang, peristiwa); 3 ark orang yg mulamula mendapatkan (sesuatu yg tadinya belum ada atau belum diketahui): Nurtanio adalah ~ pesawat terbang jenis Gelatik; 4 kesimpulan (sesudah mempertimbangkan, menyelidiki, dsb);
c)  Apakah peserta didik dapat menjelaskan yang dimaksud pendapat yang logis?
logis a masuk akal; dapat diterima oleh akal: caranya menjawab pertanyaanpertanyaan letu sangat --
3)   Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menuliskan hasil belajar dari sesi ini ke dalam buku jurnal.

Tugas Terstruktur

 




1.     Tuliskan 5 pertanyaan yang jawabannya ada dalam dialog!
2.    Jika kamu menjadi reporter tuliskan 5 pertanyaan berkaitan dengan tema di atas!

 

Pertemuan Kedua
a.      Pendahuluan (10 menit) (disiplin)
1)     Berdoa, salam, mendata kehadiran peserta didik, dan memotivasi/ menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
2)    Guru menyampaikan apersepsi
3)     Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan: 1)  mampu membuat pertanyaan sesuai dengan isi dialog, dan  2) mampu menjawab pertanyaan tentang isi dialog
4)    Guru menyampaikan rencana kegiatan
Dalam kegiatan ini kamu akan melakukan aktivitas berikut: (1) mendengarkan dialog interaktif,  (2) membuat pertanyaan sesuai dengan isi dialog, dan (3) menjawab pertanyaan tentang isi dialog

b.      Kegiatan Inti
Eksplorasi (5 menit) (tanggung jawab)
Guru  mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengalaman peserta didik dan pertemuan pertama)
Elaborasi (40 menit) (tanggung jawab)
1)   Peserta didik dan guru mengulas ulang hasil diskusi pada pertemuan pertama tentang mengidentifikasi pendapat narasumber;
2)  Peserta didik disuruh memilih salah satu pendapat narasumber untuk diberitanggapan
3)  Peserta didik menuliskan tanggapan salah satu pendapat narasumber yang telah dipilih
Konfirmasi (20 menit) (toleransi)
1)   Peserta didik duduk dalam posisi segiempat atau U
2)  Salah satu peserta didik menyampaikan tanggapan atas pendapat narasumber
3)  Peserta didik lain menanggapi tanggapan temannya (setuju/tidak setuju/atau berpendapat lain disertai dengan alasan
4)  Guru mengobservasi kegiatan peserta didik untuk menilai kemampuan peserta didik menanggapi pendapat

c.      Refleksi (5 menit) (bertanggung jawab, mandiri)
1)   Merujuk kembali ke tujuan dan hasil belajar, bertanya kepada para peserta didik apakah tujuan-tujuan ini sudah bisa tercapai.
2)  Tanyakan kepada para peserta didik Apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?”
a)      Apa peserta didik dapat memberi tanggapan atas  pendapat narasumber disertai dengan alasan?
3)      Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menuliskan hasil belajar dari sesi ini ke dalam buku jurnal.

1.     Ceklah pertanyaan yang kamu buat pada tugas terstruktur pertemuan pertama adakah jawabannya! Jika ada tuliskan jawabannyannya!
2.    Jika kamu menjadi reporter tuliskan 5 pertanyaan berkaitan dengan tema di atas!


Tugas Terstruktur

 



F.     Sumber belajar
a.      Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
b.     Sarwiji Suwandi dan Sutarmo.  2008. Bahasa Indonesia 3: Bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs kelas IX Cet.1. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
c.      Asep Yudha Wirajaya, Sudarmawarti; editor Siti Aminah. 2008. Berbahasa dan bersastra Indonesia 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
d.     Atikah Anindyarini, Yuwono, Suhartanto; editor Retno Utami, Widya Ristanti. 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas IX.  Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
e.      Dwi Hariningsih, Bambang Wisnu, Septi Lestari. 2008. Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan Dengan Bahasa Dan Sastra Indonesia 2: SMP/Mts Kelas IX.  Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
f.       Maryati, Sutopo.  2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
g.      Nas Haryati, …[et. al. 2008. Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 
h.     Nurhadi, Dawud, dan Yuni Pratiwi. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
i.       Teks wawancara

G.    Penilaian (Proses dan harian)
a. Teknik                                  : tes tertulis
b. Bentuk instrumen           : tes uraian
c. Soal/Instrumen                 : ..
1.       Penilaian Proses
No
Nama Peserta didik
Aspek yang dinilai
Jumlah skor
Nilai

Kerja sam
Keterampilan bertanya
Keterampilan menanggapi







Skor:
3 : sangat baik
2 : baik
1 : kurang baik
Nilai :    Jumlah skor      X 100
    Skor maksimal







2.      Ulangan harian
Perhatikan dialog berikut ini!

Sastra Berkembang Pesat, tetapi Kurang Diapresiasi

X  : Bagaimanakah perkembangan Sastra Indonesia sekarang, Pak?
Y : Sastra Indonesia sebenarnya berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
Z : Hal ini terjadi karena dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seolah-olah terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
X : Maksud, Bapak?
Z : Selama ini yang dimaksud sastra Indonesia adalah yang ada di Jakarta dan di kota-kota besar. Apalagi kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai puncakpuncak kebudayaan daerah. Dengan ini, tentu saja yang bukan puncak menjadi bukan sastra Indonesia. Ini sangat menyesatkan.
X : Jadi, sebenarnya apa yang ingin Bapak wujudkan dalam perkembangan sastra ini?
Z : Sastra justru sesungguhnya dapat memahami kebudayaan daerah. Sastra menjadi ekspresi kultural, menjadi presentasi semangat etnis. Jika anak didik diberikan pelajaran sejarah sastra Indonesia yang benar dan apresiasi yang beragam, maka sastra dapat menjadi alat untuk demokratisasi, belajar demokrasi Anak didik diizinkan berbeda pendapat, saling berargumen. Untuk kepentingan apresiasi, anak didik harus tahu sastrawan dengan pencapaian- pencapaiannya, sehingga mereka akhirnya bebas memilih karya siapa yang mereka sukai. Ini menjadi penting dan mudah-mudahan menjadi harapan membangun Indonesia yang lebih baik.
X : Seberapa pentingnya apresiasi sastra di kalangan anak didik, Pak?
Y : Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik. Namun, dalam apresiasi, jangan hanya karya yang mudah dicerna, tetapi juga karya-karya yang sulit. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru, tidak hanya paradigma Chairil Anwar dan Amir Hamzah.
X : Bagaimana caranya, Pak?
Y : Jika merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan sastra Indonesia, para sastrawan yang masuk ke sekolah-sekolah jangan hanya memperkenalkan karyanya sendiri atau kelompoknya, tetapi juga karya sastrawan lain, yang tidak punya kesempatan diundang.
X : Lalu, apakah semua sastrawan dapat diterima oleh sejarah Indonesia, Pak?
Y : Adapun untuk masuk dan disebut-sebut dalam sejarah Indonesia, jelas tidak mungkin semua sastrawan masuk di dalamnya. Harus ada kelas-kelasnya, dan jelas pencapaiannya atau prestasi karya sastranya, seperti pencapaian baru dalam pengucapan. Juga pencapaian dalam bentuk penerimaan oleh pembaca. Sastra itu juga sejarah, ada pencapaianpencapaian kemanusiaan.
(Sumber: Kompas, 16 Januari 2008, dengan pengubahan)


1.       Datalah pokok-pokok pertanyaan pewawancara!
2.      Datalah pokok-pokok pendapat narasumber!
3.      Berilah komentar atas pendapat narasumber!
4.     Buatlah 3 pertanyaan sesuai dengan dialog!
5.      Dengarkan dialog berikut!

Berikut mari kita ikuti bersama dialog dengan para narasumber mengenai alasan orang menghindari olahraga dan tips mengatasinya.
Reporter : Di studio kini telah hadir dua orang narasumber yang membidangi olahraga. Mereka adalah Bapak Imam Sarjono dan Bapak Anton Syafei. Pertama saya ingin mengetahui pendapat dari Bapak Imam, menurut pendapat Bapak, apa penyebab orang malas berolahraga?
Imam Sarjono : Orang suka malas berolahraga karena merasa terlalu tua. Sebenarnya hal ini bukan merupakan alasan. Anda bisa mencari tempat atau klub kebugaran yang membuka kelas seusia Anda.
Reporter : Pak Imam tadi mengatakan bahwa alasan orang malas berolahraga adalah karena terlalu tua. Bagaimana menurut Pak Anton, adakah alasan lain yang mengakibatkan orang malas berolahraga?
Anton    : Orang yang merasa terlalu gemuk biasanya juga malas berolahraga.
 Reporter  : Nah, kalau begitu bagaimana cara mengatasinya?
Anton : Tak perlu canggung atau malu. Umumnya, orang memang merasa malu untuk memulai berolahraga padahal orang lain justru menghargai sebagai individu yang berkomitmen dalam menjaga kesehatan tubuh. Lagi pula, jika Anda sudah kelebihan berat badan, sebetulnya Anda justru harus rajin berolahraga. Aktivitas fisik sekecil apa pun pasti akan membantu menurunkan berat badan. Jadi, mengapa tidak dari sekarang memulai berolahraga?
Reporter : Baiklah, mulai sekarang jangan kita malas berolahraga hanya karena merasa canggung atau malu. Kita juga sering menjumpai di masyarakat, orang yang terlalu lemah dan terlalu lelah biasanya juga malas berolahraga. Bagaimana menurut pendapat Anda untuk mengatasinya?
Imam : Justru aktivitas fisik yang teratur akan memberikan tambahan kekuatan dan energi. Kegiatan fisik yang teratur sebenarnya akan memberikan Anda tambahan tenaga. Dengan melatih otot, jantung, paru-paru, dan pembuluh darah, Anda akan mendapat tambahan tenaga untuk mengatasi stres dan beban pekerjaan yang Anda hadapi sehari-hari.
Reporter : Bagaimana dengan orang sakit, haruskah ia berolahraga?
Imam : Bagi orang yang sakit, tidak disarankan berolahraga karena kondisi tubuh tidak sehat. Namun begitu, jika Anda merasa sehat, mulailah berolahraga karena akan membantu Anda mempertahankan kondisi tubuh. Mulailah perlahan-lahan dan lakukan secara konsisten.
Reporter : Di kota-kota besar, seperti di Jakarta, masyarakatnya biasa sibuk dengan pekerjaan sehari-hari. Maka, biasanya tidak ada waktu untuk berolahraga. Bagaimana dengan kasus semacam ini?
Anton : Jika kita sibuk, tidak perlu waktu berjam-jam untuk merasakan manfaat olahraga. Yang penting teratur dan porsinya cukup. Seperti berjalan kaki selama tiga puluh menit setiap hari.
Reporter : Setelah kita mendengarkan dialog ini, akhirnya kita dapat mengetahui cara mengatasi rasa malas untuk berolahraga. Ternyata olahraga terbukti mampu meningkatkan dan mempertahankan suasana hati. Jika Anda berhasil menyingkirkan penghalang yang menghambat Anda untuk memulai olahraga, Anda pun akan merasa lebih optimis dan bahagia. Hal ini dapat memberi manfaat bagi kesehatan Anda.
Sumber: Nova  Nomor 828/XII, 11 Januari 2004 Olahraga dan Kebugaran

 








































Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan dialog yang kamu dengarkan!
1.       Dalam dialog tersebut dihadiri ….
a.      1 narasumber
b.     2 narasumber
c.      3 narasumber
d.     4 narasumber

2.      Yang mengemukakan bahwa penyebab orang malas berolahraga karena merasa sudah tua adalah ….
a.      Reporter
b.     Imam Sardjono
c.      Anton Syafei
d.     Imam sardjono dan Anton Syafei

3.      Orang yang merasa terlalu gemuk biasanya juga malas berolahraga adalah pendapat …
a.      Reporter
b.     Imam Sardjono
c.      Anton Syafei
d.     Imam sardjono dan Anton Syafei

4.     Menurut Imam Sardojono orang sakit disarankan ….
a.      Tidak berolahraga
b.     Berolahraga
c.      Berolahraga ringan
d.     Berolahraga di ruangan saja

5.      Menurut Anton Syafei, bagi orang yang sibuk dapat melakukan olahraga ….
a.      Jalan kaki selama 30 menit
b.     Jalan cepat selama 30 menit
c.      Lari pagi setiap hari
d.     Pada malam hari

Kunci Jawaban:
1.       a. Bagaimana perkembangan sastra di Indonesia
b. Seberapa penting apresiasi sastra bagi peserta didik.
c. Bagaimana caranya mengenalkan apresiasi sastra kepada peserta didik.
2.      Pokok-pokok pendapat narasumber dalam  dialog tersebut adalah berikut.
a. Sastra Indonesia sebenarnya berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
b. Perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seolah-olah terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
c. Sastra sesungguhnya dapat memahami kebudayaan daerah. Sastra dapat menjadi ekspresi kultural dan menjadi alat untuk belajar demokrasi.
d.  Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik.
e.  Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru.
f.  Sastra merupakan sejarah yang ada pencapaian-pencapaian
3.      Bergantung jawaban peserta didik
4.     Bergantung jawaban peserta didik
5.   1. b
2. b
3. c
4. a
5. a
Penskoran ulangan harian :
No. Indikator
Kriteria
Skor
1.2.1
Menyebutkan 6 pokok pendapat narasumber
Menyebutkan 5 pokok pendapat narasumber
Menyebutkan 4 pokok pendapat narasumber
Menyebutkan 3 pokok pendapat narasumber
Menyebutkan 2 pokok pendapat narasumber
Menyebutkan 1 pokok pendapat narasumber            
6
5
4
3
2
1
1.2.2
Tanggapan sesuai dialog, logis
Tanggapan cukup sesuai , cukup logis
Tanggapan tidak sesuai, tidak logis
6
4
2
1.2.3
Menyebutkan 3 pokok pertanyaan
Menyebutkan 2 pokok pertanyaan
Menyebutkan 1 pokok pertanyaan
3
2
1
1.2.3
Membuat 3 pertanyaan
Membuat 2 pertanyaan
Membuat 1 pertanyaan
3
2
1
1.2.4
@ skor 1
5
Tata tulis
Penggunaan huruf kapital dan tanda baca tepat  Penggunaan huruf kapital dan tanda baca 1-2 kesalahan
Penggunaan huruf kapital dan tanda baca 2 < kesalahan              
3
2
1

Skor maksimal
26
                             
Nilai ulangan harian =  perolehan skor  x 100
                                                              26

Nilai KD = Penilaian proses + nilai ulangan harian
                                                                           2
Mengetahui                                                                 Tegowanu,
Kepala Sekolah                                                           Guru Mata Pelajaran


....................................                                                      ........................................